Rebung Kehidupan

Salpika dan suami memilih mengambil rebung yang dekat dengan aliran sungai, agar mendapatkan kualitas rebung terbaik untuk dipasarkan.

Oleh : Heri Padri – Lubuk Linggau

Bacaan Lainnya

Meski semalam sempat diguyur hujan, namun nampak tidak mematahkan semangat Salpika Sari (38), warga Kelurahan Belalau 1 Kecamatan Lubuk Linggau Utara 1 untuk menjalankan aktivitas kesehariannya bersama suami, yakni mencari rebung berkualitas yang nantinya akan dijual di Pasar Satelit, Minggu (28/7/2024).

Rebung yang merupakan pucuk atau tunas muda yang tumbuh dari akar bambu ini, memang secara umum dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Sayuran ini banyak orang disukai masyarakat, karena memiliki tekstur yang renyah, rasa manis, dan aroma khas.

Bagi ibu beranak tiga ini, mencari rebung bukan pekerjaan sambilan. Ia dan suami bahkan menjadikan rebung bak sumber kehidupan keluarga. Lewat menjual rebung, ia dan keluarga mampu menyekolahkan anak, mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan bisa mendirikan rumah sendiri meski sederhana.

Berkat pengalaman, istri Budi Yanyo ini bahkan sangat paham teknik memilih rebung yang berkualitas. Tak sembarangan mereka menebang rebung. Alasannya jelas, mereka ingin pembeli puas akan produk rebung yang mereka jual.

“Kami mencari yang dekat aliran sungai, sebab setelah diolah rasa rebung tidak pahit. Kalau yang jauh dari aliran sungai biasanya pahit saat sudah direbus,” cerita Salpika.

Saat bekerja, alat mereka pun sederhana, yakni hanya bermodalkan sebilah parang dan sebuah keranjang untuk mengangkut rebung.

“Setelah dapat rebung, langsung kami kupas, lalu sesampai di rumah tinggal diiris kecil dan direbus. Sebelum dijual, rebusan rebung kami dinginkan dulu dan dibungkus, lalu sore harinya kami sudah bisa jualan di pasar,” kata Salpika.

“Kalau soal rezeki kita serahkan sama Allah saja, yang penting usaha kita jalankan,” tambahnya.

Tak tanggung-tanggung, Salpika dan suaminya kadang bisa mendapatkan 100 kg sampai 200 kg perharinya dengan harga jual Rp. 5 ribu per kilo.

“Rebung yang kita jual sudah matang, jadi pembeli tidak perlu repot-repot lagi untuk merebusnya. Sampai di rumah sudah bisa langsung dimasak,” ungkap Salpika. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *